Cara Mendisiplinkan Diri sebagai Freelancer yang Mempunyai Balita

bekerja dari rumah dan memiliki balita adalah tantangan tersendiri. agar tetap menghasilkan uang dan bisa menemani tumbuh kembang si kecil, harus bisa mendisiplinkan diri
Cara Mendisiplinkan Diri sebagai Freelancer yang Mempunyai Balita-Setiap bertemu dengan teman lama atau saudara, sering mendengar komentar mereka tentang pekerjaan yang selama ini aku lakukan. Bekerja dari rumah selalu dianggap enak karena bisa melakukan sesuatu sesuka hati. Berbeda dengan bekerja di luar rumah yang selalu diawasi oleh atasan atau rekan kerja.

Padahal  bekerja dari rumah tetap harus punya aturan. Mendisiplinkan diri sendiri itu bukan perkara mudah. Apalagi jika sudah memiliki anak usia balita. Godaannya pasti lebih besar. Ketika deadline sudah ada di depan mata, mendadak anak ingin ditemani main lebih lama, anak ngajak tidur siang, anak rewel minta keluar rumah, anak ingin ikut pencet-pencet keyboard, dan masih banyak lagi.

Namun, bukan berarti tidak bisa mendisiplinkan diri. Pasti ada jalan selama ada kemauan. Kadang akar permasalahan dari semua masalah adalah tidak ada niat yang kuat. Tidak ada kemauan untuk berubah. Terlalu nyaman di zona aman. 

Oleh sebab itu, kali ini aku akan berbagi tips yang berhasil aku jalankan sebagai pekerja lepas yang bekerja dari rumah bersama balita yang cukup aktif. Setelah beberapa kali gagal mendisiplin diri, akhirnya awal tahun ini aku mulai punya niat yang kuat lagi. Karena mengerjakan sesuatu sesuka hati ternyata membuat semua pekerjaan kacau. Baik pekerjaan sebagai seorang freelancer maupun pekerjaan domestik sebagai ibu rumah tangga. 

Memiliki Ritme Kerja

Sama halnya dengan pekerja kantoran yang memiliki jam kerja, aku juga membuat ritme kerja di rumah.  Ritme kerja ini membantu memilah antara pekerjaan domestik dan pekerjaan sebagai seorang freelancer. Adanya jadwal harian mempermudah membagi waktu sebagai istri, ibu, dan sebagai freelancer.

Biasanya aku berusaha mengerjakan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga seperti memasak, mencuci, beres-beres rumah sebelum pukul 8 pagi. Pukul 8 sampai pukul 9 pagi aku gunakan untuk mengupgrade skil fotografiku. 


Sedangkan pukul 9 sampai menjelang azan Zuhur  aku gunakan untuk bermain bersama si kecil. Kadang menemani si kecil bermain di luar rumah. Setelah memastikan si kecil makan siang,  agenda wajib adalah menemani dia tidur siang. 


Ketika si kecil sedang tidur siang, aku manfaatkan waktu untuk melakukan pekerjaanku sebagai freelancer. Selain menulis di depan laptop, biasanya aku mengupgrade pengetahuan tentang fotografi, beauty, atau sekadar berselancar di media sosial. 

Si kecil tidur cukup lama. Sehingga aku punya cukup banyak waktu untuk me time di depan laptop. Bahkan, aku masih bisa menyusul si kecil tidur siang ketika pekerjaanku telah selesai. Aku juga butuh istirahat agar tenaga pulih kembali. 
daily planner yang membantu ritme kerja

Tidak hanya pagi sampai siang saja. Aku juga punya jadwal pasti sore sampai malam hari. Untuk malam hari, biasanya aku baru kembali ke meja kerja setelah anak-anak tidur. Ritme kerja yang aku ciptakan ini punya tujuan agar aku tetap produktif menulis, pekerjaan domestik beres, dan masih bisa menemani tumbuh kembang si kecil. Ritme Kerja seperti ini membantuku untuk lebih disiplin. 

Memiliki ritme kerja juga menghindarikanku dari begadang yang tak perlu. Karena aku punya aturan yang pasti jam berapa aku harus tidur. Sehingga pekerjaan yang tidak mendesak biasanya aku kerjaan esok harinya di jam kerja yang sama. Aku juga tidak pernah mengerjakan pekerjaan sebagai freelancer di luar jam yang sudah aku tentukan. Sehingga pekerjaan domestik tidak terbengkalai. 

Memiliki Meja Kerja yang Nyaman


Meskipun bekerja dari rumah, seorang freelancer juga memerlukan tempat yang nyaman untuk bekerja. Meja kerja yang nyaman akan membantu seorang freelancer untuk disiplin. Mustahil akan produktif menghasilkan karya jika tempat untuk bekerja kurang nyaman. Adanya meja kerja ini bagiku sangat penting karena membantu agar pelatan untuk kerja tidak dijangkau oleh si kecil. 



Tingkat kenyamanan setiap orang tentu berbeda. Bagiku, meja kerja yang minimalis di dekat jendela adalah tempat kerja yang sangat nyaman. Apalagi ditambah pernak-pernik yang membangkitkan mood. Karena tidak dipungkiri suasana hatiku mudah berubah. Meja kerja di pinggir jendela sengaja aku pilih karena jika sewaktu-waktu jenuh, bisa menikmati pemandangan di luar lewat jendela. 


Barang-barang yang wajib ada di meja kerjaku adalah kalender, block note, buku bacaan, foto keluarga, dan bunga. Barang-barang tersebut aku letakkan di meja kerja bukan tanpa alasan. Kalender meja wajib ada karena aku orangnya pelupa. Semua kerjaan harus tercatat di kalender yang ada di meja kerja. Sehingga aku lebih mudah memantaunya. 

Block note juga wajib ada karena aku sering membuat outline terlebih dahulu dengan tulisan tangan. Sekaligus mengasah tulisan tanganku yang semakin lama semakin amburadul. Ada banyak fungsinya block note seperti ini bagiku. Jadi, wajib ada di meja kerja.

Kumpulan foto-foto keluarga sengaja aku tempelkan di dinding dekat meja kerja untuk mood booster ketika semangat berkarya sedang terjun bebas. Melihat kebersamaan, senyum dan tawa suami dan anak-anak membuatku bangkit lagi. Aku merasa berharga lagi karena kehadiran mereka. Aku ada untuk mereka. 

Beberapa buku bacaan sengaja aku letakkan di meja kerja juga bukan tanpa alasan. Aku bisa dengan mudah mengambil buku-buku itu saat aku sedang jenuh dengan layar laptop. Aku memilih buku-buku motivasi agar semangatku cepat kembali setelah membacanya. 


Untuk bunga hiasan, aku memilih kreasi bunga dari sabun mandi. Aku memesan bunga kreasi bunga tulip yang terbuat dari sabun mandi. Selain memanjakan mata, aroma bunga yang harum bisa membuat pikiran lebih rileks.
Itulah tips agar tetap disiplin sebagai freelancer meskipun sedang rempong dengan balita. Tetap bisa produktif meskipun bekerja dari rumah. Kalau kalian punya tips apa nih?

Komentar