Ada Nada Bahagia dalam Pesan Singkatnya

Ada Nada Bahagia dalam Pesan singkatnya
credit by pixabay

Ada Nada Bahagia dalam Pesan Singkatnya- 
Beberapa paket yang sengaja aku pesan sebelum tanggal 12 Desember satu per satu datang  ke alamat kantor suami. Paket yang disambut dengan ekspresi terkejut. Tidak menyangka isi paket tersebut adalah barang-barang yang incarannya selama ini. 


Lega rasanya bisa memberikan kejutan di hari lahir kekasih hati. Sesuatu yang tidak bisa aku lakukan setiap tahun.  Beberapa tahun terakhir  gagal memberikan kejutan. Alasannya beragam. Tapi selalu menyisakan rasa yang sama, sedih. 


Selama ini dia sangat perhatian dengan memberikan banyak kejutan. Tidak hanya saat hari ulang tahunku. Jadi, ketika niat ingin memberinya kejutan di hari spesialnya, selalu ada kendala teknis. Niat baik yang tidak serta merta diamini oleh semesta. 


Desember Syahdu

Saat memasuki bulan Desember, orang lain sibuk berpikir akan membeli barang apa saja ketika Harbolnas tanggal 12.12.  Tidak denganku. Aku galau memilih kado apa yang akan diberikan sebagai hadiah ulang tahun suami. Kado yang sederhana tapi sangat dibutuhkan oleh dia.


Jika tahun sebelumnya aku sibuk memasukkan produk skincare ke keranjang ecomerc, tahun ini aku berusaha menahan diri. Anggaran untuk berburu diskon skincare aku alihkan untuk membeli beberapa barang yang kemungkinan besar dibutuhkan suami. 


Aku kagum dengan diriku sendiri. Aku bisa mengalahkan egoku demi memberikan menyenangkan hati suami. Sesuatu yang cukup sulit aku lakukan bertahun-tahun silam. Aku yang saat itu masih bergelut dengan makna kedewasaan.


Sebenarnya desember ini adalah bulan-bulang tongpes buat freelancer sepertiku yang memilih off kerja selama mudik. Sejak oktober memutuskan pulang ke kampung halaman karena sebuah keperluan. Sibuk dengan aktifitas di desa, aku tidak menerima pekerjaan dalam bentuk apapun. Sebingga berimbas pada uang jajanku. 


Ingin memberi kejutan suami tapi minta uang padanya bukan solusi. Malu dong ah. Meskipun bila meminta pasti langsung dikasih. Aku memutar otak mencari solusi sambil berdoa ada sedikit saja keajaiban menjelang 12 Desember. 


Allah Maha Baik. 4 hari menjelang hari H, ada dana masuk di rekeningku. Jumlahnya memang tidak banyak tapi cukup untuk membeli kado untuk suami.  Pekerjaan yang aku selesaikan  3 bulan sebelumnya dibayar oleh klien. 


Tanpa piker panjang aku segera mengeksekusi  beberapa barang di ecomerc langganan. Sengaja aku kirimkan paket tersebut ke kantor suami. Sejak melakukan Check out, aku berharap-harap cemas. Setiap saat merapal doa semoga penjualnya fast respon dan barang datang tepat waktu. 


Alhamduillah semua berjalan sesuai rencana. Paket-paket yang aku pesan sampai di hari yang sama. Suami yang tidak merasa memesan paket terkejut ada paket atas namanya di pos satpam. Setelah menerima dan membuka isi paket tersebut, dia lebih kaget. 


Dia tidak menyangka aku membelikan barang-barang incarannya. Karena suami paham aku menjadi “pengangguran” selama 2 bulan ini. Dia juga tidak mentransfer uang ke aku minggu ini. Dia juga hafal kalau aku bukan tipe yang suka memberikan kejutan kepadanya. Sebuah pesan singkat masuk di gawaiku. 


“Makasih cinta”

Tak lupa dengan emoticon cinta. Aku merasakan aura bahagia dalam pesannya. Sebuah rasa terima kasih yang tulus. Tak puas mengirim pesan pendek, beberapa menit kemudian ada panggilan video. Wajah sumringahnya langsung terlihat dari layar. Saat itu sedang hujan. Dia yang berada di teras tak menghiraukan suara derasnya hujan. Dia hanya ingin mengucapkan kalimat yang sama “makasih cinta”


Sesuatu yang aku syukuri minggu ini sederhana, yaitu melihat orang terkasih bahagia. 










Komentar