Matematika dan Bonus Nongkrong di Kantin

matematika dan bonus nongkrong di kantin

Matematika dan Bonus Nongkrong di Kantin
Matematika bukan pelajaran yang aku benci. Nyatanya aku pernah sangat menyukai jam pelajaran matematika tiba. Saat itu aku masih duduk di bangku kelas 5 MI (Madrasah Ibtidaiyah). Pelajaran matematika 3 kali dalam satu minggu. Matematika masih menjadi mata pelajaran terpisah saat itu, berbeda dengan zaman sekarang yang sudah menjadi bagian dari pelajaran Tematik. 


Guru Matematika Nyentrik 

Sekolah di pelosok desa tidak selamanya membawa aura kesedihan. Ada banyak berkah yang patut untuk disyukuri. Salah satunya adalah memiliki guru matematika yang nyentrik. Adalah Bapak Syafi’i, seorang guru yang mempunyai dedikasi tinggi terhadap dunia Pendidikan. Di tengah kesibukan sebagai Kepala Sekolah, beliau masih menyempatkan diri mengajar matematika. 


Sudah menjadi rahasia umum jika cara mengajar beliau berbeda dengan guru pada umumnya. Sosok pendiam dan murah senyum itu bisa berubah menjadi guru yang disiplin ketika pelajaran matematika sudah dimulai. Tidak ada kompromi untuk keterlambatan masuk kelas. Tidak ada ampun juga bagi anak-anak yang sengaja membuat gaduh saat pelajaran sudah dimulai. Kami diminta fokus dan cermat. 


Suatu hari Pak Syafi’i menyadari bahwa kendala terbesar anak didiknya adalah belum menguasai perkalian dasar. Soal matematika yang melibatkan perkalian dasar selalu membuat sebagian besar siswa menyerah. Hanya satu dua saja yang bisa menuntaskan soal dari beliau.  Padahal materi perkalian harusnya sudah tuntas sebelum kelas 5. 


Beliau menerapkan cara unik untuk membuat kami bisa menguasai perkalian dengan cepat.  Beliau membuat Quiz Perkalian. Sebuah metode yang belum pernah diajarkan oleh guru lain. Ketika jam dinding sudah menunjukkan pukul 10.00 WIB, kami sudah siap dengan selembar kertas dan bolpoin di meja masing-masing. Suasana kelas menjadi hening. Artinya quiz Perkalian akan segera dimulai. 


Pak Syafi’i membacakan soal perkalian sederhana dengan cepat. Kami diminta menulis jawabannya di selembar kertas. Tidak ada pengulangan soal. Kami dituntut untuk fokus dan berpikir cepat. Karena saat beliau selesai membacakan soal, kami harus segera menukar kertas jawaban dengan teman yang terdekat dari tempat duduk. Kemudian  dikoreksi bersama-sama. Proses koreksi ini sering menimbulkan kegaduhan. Kami bersorak jika merasa jawaban yang ditulis sudah benar. 


Contoh soal perkalian dasar yang dibaca beliau dalam satu menit yaitu :

9 x 6

8 x 7

7 x 6 

5 x 9

6 x 7

Dst.

Jika menginginkan jawaban benar semua, masing-masing anak harus bisa fokus, cekatan menulis jawaban, dan belajar perkalian dasar terlebih dahulu sebelum quiz dimulai. Karena soal dibacakan dengan cepat tanpa jeda.  Jumlah soal bervariasi mulai dari 15-30 soal. 


Dengan metode tersebut, tidak ada waktu untuk tolah-toleh mencontek jawaban teman.  Selama quiz berlangsung, tempat duduk masing-masing anak diberi jarak. Jadi, harus mengandalkan kemampuan diri sendiri. 



Bonus Nongkrong Di Kantin 

Quiz perkalian selalu ditunggu karena rewardnya sangat menggiurkan. Siapa saja yang berhasil menjawab dengan benar semua soal perkalian yang dibacakan oleh Pak Syafi’i, berhak pulang lebih cepat tanpa menunggu bel pulang berbunyi. Quiz perkalian dimulai pukul 10.00 WIB, sementara bel pulang baru berbunyi pukul 12.30 WIB. 


Aku sangat antusias mengikuti quiz perkalian. Setiap quiz perkalian digelar, aku selalu menjadi siswa yang bisa pulang lebih awal. Kadang babak pertama baru dimulai, aku sudah lolos. Aku sengaja belajar perkalian sungguh-sungguh demi bisa pulang lebih cepat.


Quiz perkalian tetap berlangsung sampai satu persatu anak berhasil menjawab soal perkalian dengan benar dan keluar kelas. Apakah ada yang tidak berhasil keluar kelas sampai bel pulang berbunyi? Ternyata ada. hahaha


Meskipun diperbolehkan pulang lebih awal, aku tidak langsung pulang ke rumah. Sesekali masih menyaksikan quiz perkalian dari balik jendela. Rasanya seru melihat teman-teman satu per satu meninggalkan ruangan. Setelah menyaksikan beberapa babak, biasanya aku memilih melipir ke kantin sekolah. 


Sambil menunggu beberapa teman yang kebetulan jalan pulangnya searah denganku, aku nongkrong di kantin sekolah sampai bel pulang berbunyi. Rasanya tetap lebih seru ketika pulang sekolah bareng teman-teman. Mengayuh sepeda bersama menyusuri jalanan setapak sembari bercanda ria. 


Jadi, nongkrong di kantin adalah pilihan yang tepat saat berhasil lolos babak pertama quiz perkalian. Bisa membeli jajan tanpa berdesak-desakan dengan anak-anak lain seperti ketika jam istirahat. beberapa teman sering menyusul ke kantin ikut nimbrung setelah otaknya mendidih karena quiz perkalian. Quiz perkalian yang memeras otak di satu sisi, namun memberi keistimewaan bonus nongkrong di kantin jika berhasil menyelesaikan misi lebih cepat. 


Aku mencintai matematika saat itu, karena matematika mmemberiku waktu lebih banyak untuk main di luar rumah sebelum pulang sekolah. 



Komentar

  1. Eh, aku kelas 5 sama 6 SD juga pengayaan gini. Guruku wes sepuh, tapi orangnya menyenangkan.

    Jadi anak2 dilarang pegang pensil. Pak Samuri nyebut soalnya:

    5x3 (diem)
    Ditambah 5
    Kurangi 8
    Bla
    Bla..
    Bla..

    Tulis!
    Artinya kami harus mikir sendiri2 dan menulis hasil akhirnya. Lucu sih, jadi kami belajar mikir cepet

    BalasHapus

Posting Komentar